Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM) sukses melaksanakan Dua Pelatihan tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK). Pelatihan PAK tersebut dilaksanakan selama dua hari (20-20/12) di Rays Hotel UMM. Diinformasikan langsung oleh Ketua Panitia, Dr. dr. H. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes, FISPH, FISCM, pelatihan tersebut diadakan guna memahami pentingnya menegakkan diagnosis PAK.
“Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada dosen dan dosen pendidik klinis (dodiknis) FK UMM terkait dengan Penegakkan diagnosis PAK, deteksi pajanan/faktor risiko PAK, survei epidemiologi PAK, dan pencatatan serta pelaporan PAK.” terang dokter Febri.
Pelatihan PAK yang pertama adalah mengenai survei epidemiologi PAK dengan dua narasumber expert. Pertama mengundang Pakar Epidemiologi FKM Univ Airlangga Surabaya yaitu Dr. Windhu Purnomo, dr., MS., M.Si. Sedangkan pemateri kedua dari internal FK UMM yaitu dr. Rubayat Indradi, MOH selaku Dosen FK UMM Bidang Kedokteran Industri.
Dilanjutkan pada pelatihan yang kedua yaitu tentang pencatatan dan pelaporan PAK. Materi juga diisi oleh dua narasumber yang ahli. Pertama diisi oleh dr. Fahrul Azwar, MKK dari Balai Hiperkes Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di Surabaya. Kedua oleh dr. Feny Tunjungsari, M.Kes.,FISPH., FISCM selaku Kepala Departemen Kedokteran Industri FK UMM.
Dokter Febri menyebutkan, Pelatihan PAK tersebut dilaksanakan secara hybrid (daring-luring) dengan jumlah 150 peserta. Adapun yang mengikuti adalah seluruh dosen FK UMM, dodiknis di RS Haji Surabaya (RS Pendidikan Utama FK UMM), dodiknis di RS Afiliasi (RSUD Pamekasan, RSUD Jombang, RSUD Gambiran Kediri, RSUD dr. SOEDOMO Trengggalek, RSU UMM, RSM Lamongan, RS Bayangkara Porong, RS Bayangkara Kediri, RS Jiwa Menur, RS Jiwa Lawang).
Selanjutnya juga hadir dodiknis di RS Muhammadiyah/Aisiyah se-Jawa Timur yang menjadi wahana pendidikan klinis kedokteran industri FK UMM. Hadir mengikuti juga dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek dan seluruh dodiknis di UPT Puskesmas se Kabupaten Trenggalek.
“Kesemuanya ini pada akhirnya akan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan di Jawa Timur khususnya dan di Indonesia secara umum.” Pungkas dokter Febri. (humas fk umm/hamara)